Pengintip

Rabu, 29 April 2015

Tentang (Perasaan) Perempuan

Entahlah, aku juga kadang tidak tahu apa yang ada dipikiranku. Ketika dada mulai berdegup kencang, nafasku tersengal-sengal, seolah semuanya buntu. Eksekusi tidak peduli. Apa yang terlintas paling cepat itu yang akan terjadi.

Aku tidak begitu paham bagaimana kebanyakan perempuan bisa begitu sabar, bisa begitu lembut, bisa menerima kesalahan dengan mudah. Aku enggak bisa seperti itu. Jika kita tersakiti hendaknya orang yang menyakiti itu harus dapat perasaan sakit yang setimpal. Nyawa dibalas nyawa, kasarnya seperti itu.

Aku mungkin lemah perasaan, tapi pribadiku keras seperti batu. Aku tidak akan menyerah hingga aku puas.

Tidak seperti sebagian besar perempuan memang. Tapi ya seperti ini. Aku tidak bisa toleransi kepada kesalahan, sekecil apa pun itu. Terkadang aku tidak tahu apa itu makna kata maaf ketika perasaan sudah tersakiti.

Hhhh..
Aku butuh ketenangan untuk mengantisipasi ini semua. Tapi tidak berlarut-larut. Cukup bikin pikiran tenang, ketegangan merenggang.

Kamis, 09 April 2015

Hambar

Kamis ini tak terasa manis
Hambar kurasa
Tak ada lagi rasa-rasa
Kehambaran ini semakin mengada-ada
Berjalan pada detik-detik tanpa tau makna
Hanya dilalui dengan apa adanya

Mati rasa.