Pengintip

Sabtu, 12 Juni 2010

Menikmati Kekayaan Kabupaten Lampung Selatan

 
Dari kejauhan bangunan Menara Siger yang unik nan megah siap menyambut kedatangan para wisatawan yang tiba di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, 28 Mei 2010. Wisatawan yang berangkat dari Pelabuhan Merak dini hari, tiba di Pelabuhan Bakaheuni seiring dengan matahari pagi yang mulai bersinar
.
Menara Siger adalah salah satu ikon dari Provinsi Lampung.Bentuk bangunannya sangat menarik perhatian sehingga cocok dijadikan sebuah ikon dari provinsi yang menjadi gerban antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera ini. Menara yang memiliki atap seperti tanduk yang berwarna kuning ini berskala internasional sehingga akan dijadika sebuah potensi aset wisata di wilayah Lampung.
 

Tidak lepas dari Menara SIger, Pelabuhan Bakauheni juga memberikan kesan tersendiri. Pelabuhan yang terletak di ujung timur pulau Sumatera ini, seketika dipenuhi oleh para Wisatawan yang hendak menhabiskan liburan panjang mereka di Lampung. Satu persatu kendaraan dan penumpang keluar dari kapal feri yang telah membawa mereka mengaruhi Selat Sunda selama 2 jam. Setiap harinya atusan trip feri melayani arus penumpang dan kenderaan dari dan ke Pulau Sumatra melalui Pelabuhan ini.

Tujuan salah satu rombongan yang ingin menghabiskan liburannya di Lampung ini adalah Pulau Sebesi dan Anak Krakatau. Dari Bakauheni untuk mencapai Pulau Sabesi, pertama-tama harus melalui jalan darat menuju Dermaga Canti. Jarak dari pelabuhan menuju dermaga +/- 35 km, bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan.

Satu khas dari berbagai khas Pulau Sumaetra adalah bagaimana seorang pengemudi mengemudikan kendaraannya. Sesuai dengan gaya bicara orang Sumatra yang keras, mereka juga memacu kendaraan dengan cepat. Seolah tak mengenal maut, kendaraan pun melesat, sehingga tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh jarak 35km tersebut menuju dermaga Canti.

 

Dermaga Canti berada di desa Canti, Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan. Dermaga  yang dibangun oleh masyarakat Desa Canti ini, terbuat dari kayu-kayu bantangan. Walaupun sederhana, dermaga ini menjadi penghubung dengan pulau-pulau yang berada di Lampung Selatan. Melalui pelabuhan ini, setiap hari penduduk yang tinggal di Pulau Sebesi menyebrang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.


Kapal Motor Bagus Karya yang berlabuh di Canti adalah salah satu kapal yang membawa Wisatawan untuk menghabiskan waktu liburannya. Kapal motor ini bisa menampung 20 orang penumpang. Selama 1,5 - 2 jam Bagus Karya membelah Selat Sunda menuju pulau Sebesi dan melewati gugusan
Pulau Tiga, Pulau Sebuku dan Pulau Kumang-Kumang.

Melewati gugusan pulau tersebut bisa membuat wisatawan terbuai dengan keindahan alam yang disajikan. Tiga pulau tersebut baru sebagian kecil saja dari lukisan kepulauan Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil. Dari Seluruh pulau tersebut sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, menyebar disekitar khatulistiwa dan memberikan cuaca tropis.

 

Pemandangan pulau-pulau berganti dengan pemandangan Pulau Sebesi. Pulau ini letaknya berada di sebelah selatan dari Pulau Sebuku dan timur Pulau Serdang dan Pulau Legundi.Hal yang menjadi perhatian adalah menjulang tinggi dengan kokohnya Gunung Sebesi.

Pulau Sebesi, disinyalir berdiri di lereng Gunung Sebesi yang tingginya 884 meter dpl. Secara administratif, Pulau Sebesi berada dalam wilayah Desa Tejang Pulau Sebesi, Kecamatan Raja Basa, Kabupaten Lampung Selatan. Luas pulaunya 2.620 ha dengan panjang pantai 19,55 km. Bersama Pulau Sebuku, Sanghyang, Lagundi, dan Anak Krakatau, Pulau Sebesi ini termasuk kedalam wilayah Kepulauan Krakatau yang terletak di Teluk Lampung, Selat Sunda. Pulau yang menjadi tempat para wisatawan untuk bermalam ini memiliki empat dusun, yaitu Dusun Bangunan, Dusun Inpres, Dusun Regahan Lada, dan Dusun Segenom.

Hayun namanya, salah seorang warga Pulau Sebesi yang biasa menangani wisatawan yang hendak berlibur ke Anak Krakatau. Dari jauh-jauh hari wisatawan telah melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Pak Hayun untuk memesan kapal motor, penginapan, makanan dan ranger untuk pemandu di Anak Krakatau. Sehingga begitu sampai pulau, wisatawan tidak susah mencari penginapan.

Salah satu alternatif yang diberikan oleh Pak Hayun apabila ada rombongan wisatawan yang tidak mendapatkan penginapan adalah dengan merekomendasikan rumah warga. Tidak ada salahnya apabila wisatawan menginap di rumah warga, karena kesempatan ini bisa dijadikan untuk berbaur dengan warga dan mengetahui Pulau Sebesi lebih jauh lagi.

Melihat segala fasilitas yang telah disediakan Pulau Sebesi, pulau ini bisa dijadikan rekomendasi untuk menghabiskan waktu libur. Pulau ini sudah tersentuh oleh peradaban, sehingga tidak perlu mempersiapkan barang bawaan yang berlebihan. Penginapan pun bisa dibilang memadai dengan fasilitas dua kamar tidur, satu kamar mandi, satu ruangan kosong, dan teras lengkap dengan meja dan kursi untuk menikmati Pantai Sebuku, matahari terbit serta keindahan bulan purnama.

Banyak juga pemburu yang datang ke pulau ini hanya untuk sekedar memburu babi hutan. Karena ini adalah pulau terpencil, tidak sedikit hewan-hewan liar yang berada di pulau ini. Bagi yang ingin berburu diwajibkan untuk membawa seluruh peralatan secara lengkap sampai dengan ke peralatan memasak. Karena warga sekitar akan menolak mentah-mentah apabila peralatan masak mereka digunakan untuk memasak daging babi hutan.

Salah satu yang masih perlu diperhatikan adalah listrik. "Listrik di pulau ini baru nyala dari mulai sore menuju malam," ujar Pak Hayun.

Selain menikmati pemandangan alam, jangan lewatkan untuk menikmati pemandangan alam bawah laut di pulau-pulau ini. TIdak jauh dari Pulau Sabesi ada Pulau Kumang-kumang, pulau ini banyak diminati oleh para wisatawan untuk snorekling. Aneka coral mencuri perhatian, terumbu karang, hewan-hewan laut seperti ikan nemo pun menampakkan diri ingin ikut diajak bermain.

Untuk bisa snorekling, wisatawan harus membawa sendiri peralatannya, karena pulau ini tidak menyediakan penyewaan alat-alat snorekling seperti di Pulau Seribu. Ketika menikmati kehidupan bawah laut, akan timbul banyak pertanyaan tentang apa dan bagaimana kehidupan disana. Hati-hati dengan segala apa yang ada di bawah laut, karena ketidak tahuan tersebut. Jika sial, ketika snorekling wisatawan bisa menabrak karang, terkena bulu babi, tersengat ubur-ubur, bahkan terkena racun dari hewan, tumbuhan dan karang.

 

Selain Pulau Kumang-Kumang, ada pula Pulau Panjang yang menjajikan keindahan bawah Laut. Pulau ini tidak jauh dari Pulau Rakata, dan  Anak Krakatau. Pulau ini memiliki air yang lebih jernih dan arus yang lebih tenang dibandingkan dengan Pulau Kumang-Kumang. Ada pilihan hanya sekedar berenang di pinggir pantai atau snorekling. Yang perlu diperhatikan adalah, di pulau ini hidup biawak. Sehingga tidak menutup kemungkinan ketika snorekling bertemu dengan biawak.

Karena pulau ini dekat dengan Anak Krakatau, maka sesekali kita akan mendengan bunyi seperti halilintar yang berasal dari gunung tersebut. Sampai saat ini Anak Krakatau memang masih melakukan kegiatan vulkanik, sehingga masih dibilang gunung berapi yang aktif.

 

Luas Anak Krakatau adalah 320 Ha.Apabila melihat dari sejarah vulkanologi Pembentukkan komplek Gunung Krakatau pada masa prasejarah diawali dengan adanya sebuah gunung api besar yang disebut Krakatau Besar dengan bentuk seperti kerucut. Ratusan ribu tahun yang lalu terjadi sebuah letusan dahsyat yang menghancurkan dan menenggelamkan lebih dari 2/3 bagian dari Krakatau. Akibat letusan tersebut menghasilkan tiga pulau kecil yaitu Pulau Rakata, Pulau Panjangm dan Pulau Sertung.Pertumbuhan lava yang terjadi di dalam kaldera Rakata membentuk dua pulau vulkanik baru yaitu Pulau Danan dan Pulau Perbuatan.

Pada 27 Agustus 1883 terjadi letusan besar dan menghancurkan sekitar 60% tubuh krakatau di bagian tengah. Hal tersebut menyebabkan timbulnya lubang kaldera dengan diameter +/- 7Km dan menyisakan tiga pulau kecil yaitu Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.

Kegiatan vulkanik terus berlangsung. Pada tahun 1927-1929 muncul sebuah dinding kawah ke permukaan laut sebagai hasil erupsi.Pertumbuhan ini terus berlangsung sehingga membentuk pulau yang bernama Anak Krakatau.

Untuk menikmati Anak Krakatau ini, wisatawan harus menyewa seorang ranger yang mengelola Cagar Alam Krakatau. Seorang ranger bernilai 200 ribu rupiah, bertugas untuk menunjukkan arah dan memantau para wisatawan. Pendakian hanya bisa dilakukan sampai di bibir kawah bekas letusan tahun 1992 pada patok nomor 12 atau pada ketinggian 120 meter dpl.

Dari patok nomor 12 ini, tersaji sebuah pemandangan bagaikan sebuah lukisan. Betapa pesona negara kepulau ini terwakilkan oleh pulau-pulau yang ada di Lampung Selatan. Ini hanyalah sebagian kecil dari keindahan yang dimiliki oleh Indonesia. Masih ada ribuan pulau di Indonesia yang jelas memiliki misteri dari keindahan yang diciptakan oleh Ilahi.




Sumber pelengkap:
id.wikipedia.org
komunitaspers.blog.dada.net
jengjeng.matriphe.com
papan informasi di Cagar Alam Krakatau

Kamis, 10 Juni 2010

Pulau Biawak, Tujuan Wisata yang Menjanjikan

 
Senin, 18 Mei 2010. Sinar matahari sore penghantar senja, ikut mengantar sebuah perahu bernama "Cahaya Hati" merapat ke Dermaga Pulau Biawak. Dermaga kokoh yang telah berdiri sejak tahun 2006 lalu, seolah menyambut perahu yang dikemudikan oleh seorang nelayan dan kedua anak buah kapal serta tujuh penumpang lainnya. Setelah merapat, satu persatu penumpang turun dari perahu menuju dermaga.

Keindahan alam Pulau Biawak ini menjadi sebuah tontonan tersendiri untuk para penumpang yang telah terombang-ambing di tengah Laut Jawa selama kurang lebih 5 jam ini. Kejernihan dan gemercik air laut, putihnya pasir pantai, dan pesona pulau biawak mampu menghipnotis para pendatang yang notabene berasal dari kota.Tidak luput dari pandangan adalah sebuah mercu suar yang menjulang tinggi, bagaikan seseorang yang siap menerima para wisatawan. 


 

Para biawak pun keluar dari balik pepohonan menuju hamparan pasir putih seolah-olah ingin mengatakan " Selamat datang di Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Biawak". Keluarnya penghuni pulau ini pun tidak lepas dari jepretan kamera para pendatang.

Pulau biawak ini adalah sebuah gugusan pulau yang terletak di Laut Jawa di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pulau ini mempunyai letak geografis  06°56’022’’ LS dan 108°22’015’’ BT.

Untuk mencapai pulau ini, para pendatang dan wisatawan bisa menggunakan kapal motor dari Pantai Song Indah, Indramayu. Sebelum menuju pulau ini, diwajibkan untuk melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu. Hal ini dikarenakan, perairan di Laut Jawa terkenal dengan gelombang yang cukup berbahaya. Sehingga melalui dinas ini, para pendatang atau wisatawan bisa mendapatkan izin, informasi dan hal-hal yang dibutuhkan untuk menuju Pulau Biawak. Selain itu para wisatawan tidak perlu repot untuk mencari perahu, karena dinas ini juga telah menyiapkan sebuah perahu dengan tujuan Pulau Biawak.

Pulau Biawak adalah pulau terpencil yang dikelilingi oleh perairan Laut Jawa. Sehingga bagi para wisatawan yang ingin berlibur di pulau ini, harus mempersiapkan secara matang fisik dan perbekalan selama liburan.

Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu sebenarnya terlah memberikan fasilitas yang cukup lengkap untuk menjadikan pulau ini sebagai tempat tujuan wisata. Selain dermaga, pulau ini juga telah memiliki bungalow untuk para wisatawan, jalan setapak yang telah menggunakan semen dan posko keamanan. Seorang pemandu pun telah disiapkan untuk para wisatawan.

Fasilitas-fasilitas tersebut merupakan salah satu perwujudan dari fungsi KKLD Pulau Biawak yakni fungsi pengembangan ekonomi masyarakat, disamping fungsi konservasi dan fungsi pendidikan serta riset. Fungsi ini berkaitan dengan senua aspek pemanfaatan sumberdaya alam KKLD untuk pemanfaatan tradisional, wisata, pendidikan, budaya dan lainnya yang berkelanjutan (ramah lingkungan). Kegiatannya dapat berupa wisata bahari seperti diving, snorkling, dan memancing; wisata alam seperti melihat hutan mangrove dan pengamatan biawak; wisata pendidikan seperti hiking, outbond, fotografi, pengenalan tumbuhan dan alam; dan wisata budaya serta sejarah.

Berbicara soal sejarah, di pulau ini memiliki satu makam yang biasa didatangi untuk sekedar ziarah. Makam tersebut adalah makam Syekh syarif Khasan. Konon katanya beliau adalah pengikut dari Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, salah satu dari sembilan orang penyebar agama Islam terkenal di Pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga.


Kurangnya minat wisatawan dan letak Pulau Biawak yang terpencil membuat beberapa fasilitas menjadi tidak terurus. Bungalow yang seharusnya menjadi penginapan para wisatawan, tidak terurus dan ditumbuhi oleh tumbuhan liar. Sulitnya akses juga menyebabkan bangunan bangunan di pulau ini rusak termakan usia. Untuk mendapatkan air bersih di pulau ini hanya terdapat satu sumur di tempat tinggal penjaga mercu suar, cara lainnya adalah dengan menampung air hujan.Begitu pula dengan listrik listrik, pulau ini baru bisa menggunakan listrik pada pukul 19.00 W.I.B. dengan menggunakan tenaga generator.

Adalah Sumanto, seorang penjaga mercusuar yang tinggal seorang diri di pulau biawak ini. Bertahun-tahun Pak Manto hidup bersama kurang lebih 300 ekor biawak, sehingga ia sudah menganggap biawak adalah anaknya sendiri.Setiap pagi dan sore Pak Manto menjaring ikan untuk memberi makan para biawak yang berada di pesisir pantai.
"Kalau saya bosan, terkadang ikannya saya ikat dengan benang. Sehingga ketika si bibi (ucapan Pak Manto untuk biawak) mendekati ikan, ikannya saya tarik dan bibi pun mengejar," kisahnya.


 

Hal ini lah yang menyebabkan biawak yang berada di pesisir pantai tidak se-liar biawak yang tinggal di tengah pulau. Para biawak yang tinggal di tengah pulau harus mencari sendiri ikan segar untuk makanannya..Walaupun mereka tidak menyerang manusia, para wisatawan dihimbau untuk tetap menjaga jarak dengan biawak, terutama ekornya. Apabila merasa terancam biawak akan mengibaskan ekornya.

Mercu suar yang dijaga oleh Pak Manto adalah peninggalan dari pemerintahan Kolonial Belanda yang dibangun oleh Z.M. Willem III pada tahun 1872. Mercusuar ini dibangun pada saat itu dikarenakan pulau ini sangat berbahaya bagi alur pelayaran kapal-kapal laut yang melintas di kepulauan tersebut. Mercu suar ini menggunakan tenaga matahari dan terus menyala selama 24 jam.


 

Melalui izin dari Pak Manto, wisatawan diperbolehkan menaiki mercu suar setinggai 65 meter tersebut. Bangunan yang sudah berdiri ratusan tahun ini terlihat sangat rapuh. Beberapa tahun lalu, anak tangga di mercusuar ini mulai rusak dan diganti dengan yang baru, sehingga apabila diperhatikan dengan seksama akan terlihat perbedaan motif antara anak tangga yang baru dengan yang lama. Mengantisipasi kerapuhan, pak manto hanya mengijinkan tiga orang saja untuk naik secara bergantian.

Dari atas mercusuar ini, terlihat keindahan Pulau Biawak secara keseluruhan. Kedatangan dan kepergian matahari pun akan lebih memesona apabila dilihat dari puncak mercu suar. Terlihat jelas hutan mangrove dibeberapa sudut pulau.

Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Hutan ini sering dijadikan habitat oleh satwa liar yang hampir punah, salah satunya adalah biawak.



Pak Manto akan dengan senang hati membawa wisatawan untuk berkeliling pulau dan menikmati keindahan hutan mangrove. Setelah berjalan sepanjang 2km menuju sebuah pos yang sudah tidak terawat lagi, maka wisatawan akan segera disuguhkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan wisata bahari.

Selain keindahan diatas pulau, pulau yang dulunya mempunyai nama Pulau Rakit atau Pulau Boompijs juga menyuguhkan keindahan bawah laut. Terumbu-terumbu karang dan biota bawah laut lainnya seolah membawa wisatawan menuju negeri bawah laut yang tersembunyi. Banyak sekali yang bisa dilihat dan diketahui ketika kita menyelam ke dasar laut. Jangan khawatir apabila lelah saat snorekling, ditengah lautan ada sebuah karang besar yang bisa dijadikan tempat peristirahatan.




Dermaga



Sunrise di Pulau Biwak




Sumanto,

Siapa sangka Indramayu memiliki pulau "perawan" yang begitu eksotis seperti Pulau Biawak.


Sumber data pelengkap:
www.lablink.or.id
www.wikipedia.com
dhamadharma.wordpress.com