Pengintip

Kamis, 10 Juni 2010

Pulau Biawak, Tujuan Wisata yang Menjanjikan

 
Senin, 18 Mei 2010. Sinar matahari sore penghantar senja, ikut mengantar sebuah perahu bernama "Cahaya Hati" merapat ke Dermaga Pulau Biawak. Dermaga kokoh yang telah berdiri sejak tahun 2006 lalu, seolah menyambut perahu yang dikemudikan oleh seorang nelayan dan kedua anak buah kapal serta tujuh penumpang lainnya. Setelah merapat, satu persatu penumpang turun dari perahu menuju dermaga.

Keindahan alam Pulau Biawak ini menjadi sebuah tontonan tersendiri untuk para penumpang yang telah terombang-ambing di tengah Laut Jawa selama kurang lebih 5 jam ini. Kejernihan dan gemercik air laut, putihnya pasir pantai, dan pesona pulau biawak mampu menghipnotis para pendatang yang notabene berasal dari kota.Tidak luput dari pandangan adalah sebuah mercu suar yang menjulang tinggi, bagaikan seseorang yang siap menerima para wisatawan. 


 

Para biawak pun keluar dari balik pepohonan menuju hamparan pasir putih seolah-olah ingin mengatakan " Selamat datang di Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Biawak". Keluarnya penghuni pulau ini pun tidak lepas dari jepretan kamera para pendatang.

Pulau biawak ini adalah sebuah gugusan pulau yang terletak di Laut Jawa di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pulau ini mempunyai letak geografis  06°56’022’’ LS dan 108°22’015’’ BT.

Untuk mencapai pulau ini, para pendatang dan wisatawan bisa menggunakan kapal motor dari Pantai Song Indah, Indramayu. Sebelum menuju pulau ini, diwajibkan untuk melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu. Hal ini dikarenakan, perairan di Laut Jawa terkenal dengan gelombang yang cukup berbahaya. Sehingga melalui dinas ini, para pendatang atau wisatawan bisa mendapatkan izin, informasi dan hal-hal yang dibutuhkan untuk menuju Pulau Biawak. Selain itu para wisatawan tidak perlu repot untuk mencari perahu, karena dinas ini juga telah menyiapkan sebuah perahu dengan tujuan Pulau Biawak.

Pulau Biawak adalah pulau terpencil yang dikelilingi oleh perairan Laut Jawa. Sehingga bagi para wisatawan yang ingin berlibur di pulau ini, harus mempersiapkan secara matang fisik dan perbekalan selama liburan.

Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu sebenarnya terlah memberikan fasilitas yang cukup lengkap untuk menjadikan pulau ini sebagai tempat tujuan wisata. Selain dermaga, pulau ini juga telah memiliki bungalow untuk para wisatawan, jalan setapak yang telah menggunakan semen dan posko keamanan. Seorang pemandu pun telah disiapkan untuk para wisatawan.

Fasilitas-fasilitas tersebut merupakan salah satu perwujudan dari fungsi KKLD Pulau Biawak yakni fungsi pengembangan ekonomi masyarakat, disamping fungsi konservasi dan fungsi pendidikan serta riset. Fungsi ini berkaitan dengan senua aspek pemanfaatan sumberdaya alam KKLD untuk pemanfaatan tradisional, wisata, pendidikan, budaya dan lainnya yang berkelanjutan (ramah lingkungan). Kegiatannya dapat berupa wisata bahari seperti diving, snorkling, dan memancing; wisata alam seperti melihat hutan mangrove dan pengamatan biawak; wisata pendidikan seperti hiking, outbond, fotografi, pengenalan tumbuhan dan alam; dan wisata budaya serta sejarah.

Berbicara soal sejarah, di pulau ini memiliki satu makam yang biasa didatangi untuk sekedar ziarah. Makam tersebut adalah makam Syekh syarif Khasan. Konon katanya beliau adalah pengikut dari Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, salah satu dari sembilan orang penyebar agama Islam terkenal di Pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga.


Kurangnya minat wisatawan dan letak Pulau Biawak yang terpencil membuat beberapa fasilitas menjadi tidak terurus. Bungalow yang seharusnya menjadi penginapan para wisatawan, tidak terurus dan ditumbuhi oleh tumbuhan liar. Sulitnya akses juga menyebabkan bangunan bangunan di pulau ini rusak termakan usia. Untuk mendapatkan air bersih di pulau ini hanya terdapat satu sumur di tempat tinggal penjaga mercu suar, cara lainnya adalah dengan menampung air hujan.Begitu pula dengan listrik listrik, pulau ini baru bisa menggunakan listrik pada pukul 19.00 W.I.B. dengan menggunakan tenaga generator.

Adalah Sumanto, seorang penjaga mercusuar yang tinggal seorang diri di pulau biawak ini. Bertahun-tahun Pak Manto hidup bersama kurang lebih 300 ekor biawak, sehingga ia sudah menganggap biawak adalah anaknya sendiri.Setiap pagi dan sore Pak Manto menjaring ikan untuk memberi makan para biawak yang berada di pesisir pantai.
"Kalau saya bosan, terkadang ikannya saya ikat dengan benang. Sehingga ketika si bibi (ucapan Pak Manto untuk biawak) mendekati ikan, ikannya saya tarik dan bibi pun mengejar," kisahnya.


 

Hal ini lah yang menyebabkan biawak yang berada di pesisir pantai tidak se-liar biawak yang tinggal di tengah pulau. Para biawak yang tinggal di tengah pulau harus mencari sendiri ikan segar untuk makanannya..Walaupun mereka tidak menyerang manusia, para wisatawan dihimbau untuk tetap menjaga jarak dengan biawak, terutama ekornya. Apabila merasa terancam biawak akan mengibaskan ekornya.

Mercu suar yang dijaga oleh Pak Manto adalah peninggalan dari pemerintahan Kolonial Belanda yang dibangun oleh Z.M. Willem III pada tahun 1872. Mercusuar ini dibangun pada saat itu dikarenakan pulau ini sangat berbahaya bagi alur pelayaran kapal-kapal laut yang melintas di kepulauan tersebut. Mercu suar ini menggunakan tenaga matahari dan terus menyala selama 24 jam.


 

Melalui izin dari Pak Manto, wisatawan diperbolehkan menaiki mercu suar setinggai 65 meter tersebut. Bangunan yang sudah berdiri ratusan tahun ini terlihat sangat rapuh. Beberapa tahun lalu, anak tangga di mercusuar ini mulai rusak dan diganti dengan yang baru, sehingga apabila diperhatikan dengan seksama akan terlihat perbedaan motif antara anak tangga yang baru dengan yang lama. Mengantisipasi kerapuhan, pak manto hanya mengijinkan tiga orang saja untuk naik secara bergantian.

Dari atas mercusuar ini, terlihat keindahan Pulau Biawak secara keseluruhan. Kedatangan dan kepergian matahari pun akan lebih memesona apabila dilihat dari puncak mercu suar. Terlihat jelas hutan mangrove dibeberapa sudut pulau.

Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Hutan ini sering dijadikan habitat oleh satwa liar yang hampir punah, salah satunya adalah biawak.



Pak Manto akan dengan senang hati membawa wisatawan untuk berkeliling pulau dan menikmati keindahan hutan mangrove. Setelah berjalan sepanjang 2km menuju sebuah pos yang sudah tidak terawat lagi, maka wisatawan akan segera disuguhkan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan wisata bahari.

Selain keindahan diatas pulau, pulau yang dulunya mempunyai nama Pulau Rakit atau Pulau Boompijs juga menyuguhkan keindahan bawah laut. Terumbu-terumbu karang dan biota bawah laut lainnya seolah membawa wisatawan menuju negeri bawah laut yang tersembunyi. Banyak sekali yang bisa dilihat dan diketahui ketika kita menyelam ke dasar laut. Jangan khawatir apabila lelah saat snorekling, ditengah lautan ada sebuah karang besar yang bisa dijadikan tempat peristirahatan.




Dermaga



Sunrise di Pulau Biwak




Sumanto,

Siapa sangka Indramayu memiliki pulau "perawan" yang begitu eksotis seperti Pulau Biawak.


Sumber data pelengkap:
www.lablink.or.id
www.wikipedia.com
dhamadharma.wordpress.com

24 komentar:

  1. beuuhh.. cakep nih lokasi. TFS, mel :)

    BalasHapus
  2. oke kaaaannn
    kalo kesana jangan lupa bawain makanan buat pak manto.

    BalasHapus
  3. Jadi klo mo nginep bisanya dimana mbak, ato qta mesti PP?
    Saya tertarik nie pingin main kesini.

    *salam kenal yach*

    BalasHapus
  4. kalo mau kesana bawa tenda buat jaga2. kalo kita baek2in Pak Mantonya, nanti kita dikasih nginep ditempat penggelola.

    BalasHapus
  5. ada no kontaknya p'Manto gak mbak?
    Bole mintakah?

    BalasHapus
  6. nahhhh,, aku lupa kasih tau, disana itu gak ada sinyall....
    jadi pak manto gak ada teleponnya.

    jadi kalo mau kesana, yang paling bener koordinasi sama dishub indramayu.

    BalasHapus
  7. di pulau biawak gak ada sinyal mba,
    pa manto berhubungan sama orang2 luar pulau pake radio.

    kalo mau kesana, buat persiapannya hubungi aja dulu dishub setempat. mereka bakal ngurus semuanya..
    cek cuaca dulu yaa, soalnya gelombangnya terkenal ganas.

    BalasHapus
  8. Ouw.. ok ok.
    Matur nuwun untuk infonya ya mbak :)

    BalasHapus
  9. okeee, makasih juga udah dibaca blognyaaa...

    BalasHapus
  10. di P.Biawak nginepnya dimana ? atau nenda ?

    BalasHapus
  11. waktu itu perginya sama Buluk ya ? (Lukman, maksudnya)

    BalasHapus
  12. Waktu itu nginep di tempatnya pak manto. Iyah, perginya bareng buluk.

    BalasHapus
  13. mbak ... sewa kapal nya brp duit mbak????? ada contact person nya kapal cahaya hati nya ????? trus kalo mau lapor ke dishub dimana nya trus bayar brp ????? pertengahan juli ini ada rencana mau kesana. Thanks

    BalasHapus
  14. wkatu itu sih pas kita berangkat 7 orang, 1 orangnya kena 300rebu.
    dicoba aja hubungi Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Indramayu Jl. Pabean Udik No.1 Indramayu (0234) 272767

    BalasHapus
  15. lumayan mahal yaa mbak ??? trus masalah penginapan n makan nya kena brp?? total kmrn kena brp mbak?? thanks atas segala info nya

    BalasHapus
  16. aditoro : saya ada rencana mau ke biawak .. hmm mungkin agustus, masih sedang dalam proses dipikirkan ..hehheehhe

    BalasHapus
  17. iya mas,
    itu satu orang 300rebu udah all in.
    kalo bulan juli ini cuaca lagi gak bagus buat nyebrang kesana soalnya.

    BalasHapus
  18. hahahaha matangkan rencana mbak, siapa tau agustus cuaca mendukung...

    BalasHapus
  19. itu dia Mel, .. masih ragu-ragu hahahaha. Cuaca susah bener diprediksi, serem terombang ambing ombak yang lebih dari 3 meter

    BalasHapus
  20. waktu itu aku mau berangkat bulan januari apa februari gitu, udah siap beranngkat pokoknya. tiba2 beberapa jam sebelum berangkat ada kabar cuaca buruk jadi aja batal.
    akhirnya baru bulan kemaren kesampaian dengan cuaca cerah dan gelombang laut yang tenang..

    BalasHapus
  21. Mel, judulnya Menjanjikan. Sip! hahahay gw protes wae.

    BalasHapus
  22. ka.. mau tanya dong.. snorkling nya ada yang nyewain gtu atau harus bawa sendiri peralatan snorkling nya?

    BalasHapus
  23. Bawa sendiri. Di sana mah pulau blm terjamah, ga kaya pulau seribu. air mineral pun penting untuk di bawa.

    BalasHapus