Pengintip

Sabtu, 31 Desember 2011

langkahku di 2011

Januari
menyisingkan lengan baju, mengikat tali semangat di kepala, berjuang sepenuh jiwa menyelesaikan skripsi demi bisa lulus bareng sama pangeran impian. Hahaha konyol memang, tapi memang itu alasannya. aku pingin banget tau nama si pangeran impian yang hanya bisa aku liat dari jauh, dan cari-cari perhatian dengan bolak balik dari perpustakaan ke mushola jurusan jurnalistik. Hanya butuh satu minggu untuk menyelesaikan bab 3, 4, dan 5 demi yudisium di akhir januari. Banyak banget rasanya orang yang berjasa dalam hidupku bulan ini, seperti dosen pembimbingku Pak Dandi dan Bu Nonon, Dosen-dosen jurnalistik yang selalu aku recokin, Teh desi dan kang eja yang paling top markotop buat diganggu ketenangannya, teman-teman seperjuangan riendy, echi, zee, dan feli, my best of the best aisha dan jaki pasangan yang selalu membantuku, dan seluruh keluarga besar jurnalistik. *Asa lagi nulis ucapan terima kasih*

Februari
Impianku pun tercapai, aku bisa wisuda di bulan ini bersama dengan pangeran impianku dan mengetahui namanya, dengan insial YT. Bukan hanya tahu nama, dengan berbagai skenario buatan, aku bisa berkenalan sambil berjabat tangan bahkan berjalan bersama di Graha Sanusi Universitas Padjadjaran ketika gladi resik wisuda. Hahahaha \m/

Secara tidak langsung YT menjadi salah satu motivatorku, sehingga aku hanya membutuhkan waktu 4 tahun lebih sedikit untuk bisa keluar dengan hormat dari Fikom Unpad. Hampir 6 tahun aku berada di Unpad, di mulai tahun 2004 di fakultas pertanian lalu pindah ke fakultas ilmu komunikasi tahun 2006, dan akhirnya namaku menjadi Melissa Tuanakotta S.I.Kom.

Bulan ini juga adalah bulan yang menutup karirku di Unit Hoki Unpad. Bersama dengan teman seperjuanganku Ntip, Openg, Atir, Cicil, ello dan beberapa teman lainnya melewatkan pertandingan luar biasa di IHRPT ITB. Semangat tempur akhir, yang walaupun kami bukan main di final tapi seluruh insan olahraga menyebutnya itu adalah final. Nice work team!!

Maret
oh baiklah, ini adalah bulan pertama aku menjadi pengangguran. Rasanya aku mempertanyakan potensi diri sendiri. Mendapat banyak panggilan dari berbagai macam media cetak tapi tak satu pun gayung bersambut. Bahkan sempat aku merasa patah hati ketika salah satu majalah travelling menggagalkan aku di akhir panggilan. Aku mulai belajar bahwa hidup ini tak semudah yang dibayangkan, apa yang direncanakan belum tentu menjadi jalan di masa depan.

April
Mungkin jika diijinkan, ingin rasanya aku melewati bulan ini. Aku merasa patah hati begitu mendalam dan rasanya kaki ini tidak menapak pada bumi. Aku melayang dalam kepedihan. Aku benci pada diriku sendiri bahkan aku menyulut api perang melawan diriku sendiri. Aku rapuh dan aku merasa sesak ketika bernafas. Untuk selamanya Papah pergi meninggalkan aku pada Jumat, 15 April pukul 2 dini hari.

Mei
Aku mulai bangkit dari keterpurukkanku. Perkataan seorang sahabat membawa aku kembali berdiri dari kesedihan. Aku mulai menata kembali kehidupanku. Berjuang untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri dengan mencoba peruntungan di ibu kota. Aku berhasil menyentuh dua perusahaan media impianku. Aku mendapat kesempatan untuk magang menjadi web editor di majalah femina selama tiga bulan dan mengikuti seleksi di Trans 7.

Orang yang paling berjasa buatku bulan ini adalah Djamilah. Dia adalah sahabat kuliahku di Jurnalistik. Djamilah memberikan aku kesempatan untuk menyicipi kehidupan di Ibu Kota. Terima kasih jamil, kalau kamu baca tulisan ini aku harap kamu menagih janji ke aku untuk mentraktir kamu yah.

Juni
Pertama kalinya aku keluar Bandung dan hidup bersama saudaraku si puspita destiana di Jakarta. Aku meninggalkan semua fasilitasku di Bandung, lalu menyatu dengan keramaian ibu kota. Rutinitas layaknya zombie aku lewati di bulan ini. Bangun pagi, jalan kaki, ngantri trans jakarta, desak-desakan bahkan sikut-sikutan dalam bis, tiba di kantor, istirahat, kerja kembali, pulang, macet berjam-jam, tiba di rumah. Rutinitas yang sama yang harus aku lewati setiap harinya. Itu semua terasa membosankan, sekali lagi MEMBOSANKAN!
Aku belajar satu hal di bulan ini, orang akan melakukan apa saja untuk bisa bertahan hidup.

Juli
Banyak hal terjadi di bulan ini. Tuhan memberikan aku kesempatan untuk menentukan jalan hidupku. Ketika aku sudah mulai enjoy di Femina, Aku berhasil lolos seleksi Trans 7. Aku masih ingat, ketika aku sedang berdiri dan berdesakkan di dalam Trans Jakarta telepon genggamku berdering membawa kabar bahagia itu. Rasanya hatiku berbunga-bunga, aku berhasil masuk ke perusahaan televisi impianku selama ini menjadi tim kreatif.

Pada saat yang bersamaan satu kabar bahagia pun datang. Sebelumnya aku pernah mendaftarkan diri untuk menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar (IM). Hatiku pun kembali berbunga-bunga, aku masih ingat tanggal 7 saat itu aku dipanggil untuk ikut seleksi. Aku menganggapnya hari yang aneh.

Untung saja sahabatku Noveri Maulana mengingatkanku tanggal 6 malam bahwa seleksi IM tanggal 7. Malam itu aku ketar ketir mempersiapkan persyaratan yang harus di bawa. Oia, gara2 panggilan dari IM ini juga yang menggerakkan aku untuk menyelesaikan revisi skripsi, dan gara2 panggilan IM ini juga yang membuat aku bisa menembus ijazahku dari kampus setelah 5 bulan lulus, karena harus menyelesaikan revisi terlebih dahulu. Kenapa gara2 IM? Karena salah satu persyaratannya adalah aku harus membawa ijazah. Saat hari seleksi, aku sempat nyasar, datang telat, baju berantakan, ga pake persiapan, bahkan ga nyiapin simulasi belajar. Waktu itu aku hanya modal nekat dan pasrah saja. Bahkan ketika pulang pun aku dirundung oleh perasaan pesimis.

Nah bingung kan? 3 pilihan yang harus aku pilih secara tepat untuk masa depanku. Banyak orang aku ajak diskusi, bahkan Tuhan pun aku ajak diskusi melalui do'a dan solat tahajud. Akhirnya dengan berbagai macam pertimbangan aku mengirimkan pesan singkat tanggal 14 kepada Trans7 yang isinya mengurungkan niat untuk bergabung. Aku sedih saat itu dan  akhirnya tetap mencoba peruntungan menjadi anak magang di femina.

Tanpa disangka-sangka aku lolos seleksi IM dan mengikuti seleksi selanjutnya yaitu medical check up. Masalah selanjutnya adalah, aku belum bilang sama mamah kalo aku ikut seleksi IM hahahaha. Pada satu kesempatan pulang ke Bandung, aku berdiskusi panjang lebar dengan mamah untuk meminta restu. Bagaimanapun saat ini aku cuma punya mamah seorang, dan seorang kakak. Sebuah keputusan besar ketika aku harus meninggalkan mereka untuk tinggal di pelosok negeri. Sehingga aku harus meminta restu, tidak bisa pergi melenggang begitu saja. Pada akhirnya ibuku pun setuju walaupun hanya setengah hati. Horeeeeeee!!!

Oia di Juli ini juga aku untuk pertama kalinya berlibur ke luar negeri bersama teman hihihihi. Aku, dan dua orang sahabatku Aisha Ria Ginanti dan Sitti Rahmani melenggang ke Phuket, Thailand selama 5 hari dari tanggal 20-25. Kami berlibur di negeri orang yang bahasanya bahasa planet, hurufnya juga kaya huruf planet. Berasa in the middle of no where, tapi sangat amat menyenangkan.

Agustus
Bulan puasa pertama yang aku lewati tidak di rumah bersama mamah. Aku masih menetap di Jakarta. Terkadang terasa sedih, mengingat bulan ramadhan ini aku sudah tidak memiliki lagi seorang ayah, terkadang ketika bedug maghrib telah bertabuh dan adzan telah berkumandang aku masih saja terluntang-lantung di jalanan ibu kota yang macet. Aku baru merasakan hidup sendirian seperti ini seumur hidupku.

Akan tetapi tahun ini aku bisa mencoba berpuasa di luar negeri hahahaha 8). Bersama seorang temanku Galuh Sitompul, kami berpetualang keliling Hongkong selama satu minggu. Terus aku berhasil menginjakkan kaki di Disneyland, tempat yang selalu aku impi-impikan untuk bisa didatangi sedari kecil <3. Aku pun pada akhirnya merasakan batal puasa yang direncanakan, dan bagaimana menahan haus dan dahaga ketika liburan, itu sangat amat membutuhkan tekad tapi secara tidak langsung menjadi lebih hemat. Banyak godaan buat belanja di HK, intinya adalah jangan pernah ke sana kalau ga bawa uang, pasti menyesal! 

Selesai magang di femina, ketemu banyak temen baru ada Mbak Daria yang masuknya bareng sama aku, ada Rani yang biasa dipanggil bekilm trs kerjaannya nongkrong di setarbak, ada Palen & Aria tante-tante rumpi yg doyan belanja sepatu, ada Didi yang satu tanah sunda sama aku sampai pada akhirnya kami jadi partner dagang mak icih, ada nela yang lucu bikin ngangenin, ada ibeth yang nyasar bareng naik taksi, mbak rintan mantan sekretaris redaksi yg suka cemberut tap baik hati, redaktur-redaktur yang suka pada beli mak icih, dan bos paling pertama dalam hidupku, Mbak Mudi. Tiba-tiba orang-orang inilah yang mengisi kehidupanku selama tiga bulan ke belakang. Bertemu lalu berpisah kemudian selalu seperti itu.

Tapi ada yang pergi ada yang datang. Aku sudah menandatangani kontrak IM dan pastinya akan banyak orang baru dalam hidupku.

September
September akan selalu ceria dalam hidupku.
Semua petualangan baruku dimulai di bulan ini. Awal September aku menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabatku sebelum aku pergi mengabdi di pelosok negeri. Bukan perpisahan, karena setelah usai bertugas di IM pasti aku akan bertemu dengan mereka lagi. Tapi ini semua tetap diselimuti rasa sedih :')

Aku ingat, tanggal 12 hari itu. Di mana aku bertemu dengan orang-orang baru yang akan bermain peran dalam skenario kehidupanku. Di jalan galuh jakarta selatan, aku bertemu dengan 46 Pengajar Muda lainnya. Aku menemukan banyak makna hidup di bulan ini, berbagai cerita dari sesama Pengajar Muda sangat membuka mataku terhadap kehidupan. Kemana saja aku selama ini? Hidup dalam kemewahan dan hidup hura-hura. Seolah menutup sebelah mata tidak mau melihat bahwa sebenarnya banyak orang berdikari untuk menjalankan hidupnya, sedangkan aku masih saja berlindung di ketek orang tua. Semoga ini semua menjadi bumerang untuk diriku sendiri.

Oia, bulan ini juga aku sempat menyicipi pelatihan militer di Condet, bersama Rindam Jaya. Rasa-rasanya seumur hidup ga pernah terbesit dalam pikiran jika aku harus memakai baju ala militer, merangkak, baris berbaris, hanya diberi waktu 5 menit untuk makan, jiwa korsa, baris berbaris, dan tidur di barak militer yang menyeramkan. Luar biasa!

Seperti yang aku bilang di awal, September akan menjadi selalu ceria apalagi di akhir bulan. Yang menjadi spesial, aku telah seperempat abad hidup di dunia ini. Ya, tahun ini aku sudah 25 tahun dan tetap jomblo horeeeeee !!
Yang lebih spesial lagi aku berulang tahun di tengah keluarga baruku, Pengajar Muda. Terima kasih untuk sahabatku Ardi Wilda, Gatya, Syakur, Daniel, Fitria, Eki mba ika, mba diah, mba ami, dan mas teguh yang membuat ulang tahunku yang seperempat abad ini menjadi lebih penuh warna. Jika kalian, keluarga besar IM, baca tulisan ini, aku pingin bilang kalian adalah orang-orang pertama yang membuat kejutan hingga aku tidak bisa berkata-kata hingga tanganku bergetar dan aku pun menangis haru. Kehangatan yang diberikan layaknya kehangatan sebuah keluarga. Aku gak lebay, tapi aku jujur bilang kaya gini. Siapa sih yang pernah nyangka baru kenal beberapa hari doang tapi semua berjalan dengan sempurna. Rasa sesak butuh kebebasan terasa sirna dengan pesta ulang tahun kecil ini. Dalam satu kumpulan kertas aku mendapatkan ucapan-ucapan yang memompa semangatku yang mulai surut.Terima kasih.

Oktober
Aku hidup seperti seorang robot. Pelatihan intensif yang sangat amat intensif untuk menjadi seorang pengajar muda. Otak yang hampir tumpul diasah kembali dengan segala macam metode belajar dan tumpukkan tugas. Aku bersama pengajar muda lainnya seperti berada di dalam pusat rehabilisasi, untuk dibentuk menjadi pribadi yang penuh dengan jiwa kepemimpinan dan menjadi seorang gurunya manusia.

Banyak terjadi dinamika di bulan ini. Entah mengapa setelah sekian lama padam, pada akhirnya amygdala pun kembali bekerja sesuai dengan tugasnya. Dimana banyak rasa bercampur aduk seperti gado-gado. Bahagia, sedih, suka, benci, cinta rasanya jadi satu. Waktu demi waktu yang berjalan begitu cepat digunakan semaksimal mungkin sebelum petualangan besar terjadi. Saling memahami satu sama lain dan saling berpegangan tangan dan berjalan dalam satu tujuan.

Di bulan ini juga aku mendapatkan pengalaman pertama menjadi seorang guru di SD Cikereteg 3, Ciawi, Bogor. Pertama kalinya mendapat kesempatan untuk berdiri di depan kelas menghadapi anak-anak yang manis pada awalnya dan menjadi monster pada akhirnya. Satu ungkapan terima kasih aku sampaikan untuk guru-guru di seantero jagat, dengan pengalaman singkat ini aku tahu rasanya menjadi guru.

Bulan ini ditutup dengan dinginnya Situ Lembang. Di Markas Besar Kopasus kami kembali mendapatkan pelatihan militer. Pelatihan ini lebih berat dari pelatihan sebelumnya, di mana kami dilatih untuk bisa bertahan hidup di segala suasana. Berbagai macam skill ala militer aku dapatkan di sini. Bisa dibayangkan baju yang tadinya bersih tanpa noda sempat menjadi basah, kering, basah, kering, lalu berakhir dengan penuh lumpur. Luar biasa, bukan tapi aku ingin bilang SANGAT LUAR BIASA.

November
Satu sosok yang sangat menggugah hati di bulan ini adalah sosok Iwan Abdurachman. Dengan sempurna Abah Iwan merangkum perjalanan aku dan kawan-kawan dalam alunan-alunan lagu. Aku ingat, aku menangis tersedu-sedu saat itu. Mengingat kilas balik yang terjadi dalam kehidupanku. Ketika akhirnya aku melakukan satu hal yang luar biasa dan tidak sia-sia, bukan untuk aku tapi untuk mereka di luar sana.

Untuk pertama kalinya aku menyanyikan hymne Universitas Padjadjaran gubahan Abah Iwan dengan hati bergetar penuh bangga. Bahkan ketika aku wisuda pun aku tidak pernah merasa tergetar hatinya seperti saat itu. Aku dan kawan-kawan Pengajar Muda jebolan Unpad terisak dengan penuh rasa.

Aku pun diberi kesempatan untuk bertemu dengan Wakil Presiden Republik Indonesia, Budiono. Beliau melepas kepergian para Pengajar Muda menuju tempat bertugas. Satu hal yang aku lakukan dan sangat spektakuler. Waktu itu rombongan bis terjebak macet, sedangkan kami hanya memiliki waktu sekitar setengah jam untuk hadir tepat waktu di Istana RI 2. Dengan nekat aku dan Meiske mencegat mobil patroli wilayah, dan memaksa mereka untuk mengantarkan kami ke istana.
Hahahaha aku masih ingat wajah polisi yang terkaget-kaget, karena aku menggedor-gedor kaca mobilnya lalu menyerang dia dengan berbagai kata untuk bisa mengantar kami menuju istana. Alangkah baiknya polisi itu, tanpa pamrih ia mengantarkan rombongan kami dengan sirine yang membelah kemacetan. kami pun tiba dengan tepat waktu, yeahhhh!!! \m/

Setelah itu aku menghadapi dengan berbagai macam perpisahan. Tanggal 3 aku berangkat menuju Tulang Bawang Barat, berpisah sementara dengan segala sesuatunya, dengan kamu, dia dan mereka. Bersama enam pengajar muda lainnya, Meiske, Mita, Acha, Ardi, Arga, dan Daniel, siap menjadi seorang guru di Tulang Bawang Barat. Bertatap muka dengan pengajar muda angkatan 1, lalu berbagi cerita. Aku bertemu dengan Yunita Ekasari Bahrun, baru saja bertemu tapi aku sudah merasa seperti seorang sahabat. Aku dibekali banyak cerita olehnya untuk bisa membumi di sini.

Banyak sekali hal baru yang aku rasakan. Kehidupan yang amat sangat berbeda dengan kehidupan aku sebelumnya, realitas yang begitu berbeda dengan realitas yang aku tahu selama ini.

Desember
Aku merasa tahun 2011 ini begitu banyak cerita. Begitu banyak hal-hal yang terjadi di luar perkiraan, bahkan seumur hidupku tidak pernah terbesit sedikitpun untuk melakukan hal-hal tersebut. Bahkan resolusi yang aku bikin tidak ada yang tercapai, kecuali lulus kuliah.
Banyak perasaan yang muncul dan tenggelam.
Banyak orang yang datang dan pergi.
Semua berjalan seiring waktu tanpa aku tahu apa yang akan terjadi, semua seperti sebuah misteri. Aku pun melangkah tak tahu arah, hanya aku merasa pasti.
Tidak terasa sudah di penghujung tahun.
Terima kasih Tuhan, Engkau sudah memberikan banyak hal kepadaku dan memberikan aku begitu banyak pengalaman berharga yang akan menjadi bekal seumur hidupku.

Resolusi untuk tahun 2012 tidak perlu muluk-muluk aku hanya ingin menjadi orang yang tulus. Itu saja.
Yah kalau boleh sih, semoga Tuhan kasih aku jodoh. Hehehehe 8)

6 komentar:

  1. seneng baca sharing-mu di sini, mel. ketawa iya, terharu iya. hehe.. semoga jadi guru yang baik ya di tulang bawang (dimana tuh?) hehe.. terus berkarya. Tuhan memberkatimu, kawan ^_^

    BalasHapus
  2. terima kasih sudah bacaaa..
    tulang bawang itu di provinsi lampung. letaknya kira2 4 jam dari bandar lampung.
    happy new year :)

    BalasHapus
  3. sangat!!

    wah lupa menjantumkan adi marsela sang pengagas ide skripsisku!! terima kasih...

    BalasHapus
  4. MELISSA! aku marindukanmuuuuuuuuuu :')

    BalasHapus
  5. liaaaa :*
    gimana kabanya neng geulis??
    caringin aman??

    BalasHapus