Pengintip

Kamis, 04 Oktober 2012

sekarang 26 tahun!


Beberapa hari yang lalu terasa tubuh ini lelah, aku pun memutuskan untuk tidur lebih cepat. Belum sempat aku bermimpi dan listrik pun belum padam (mengingat di Tulang Bawang Barat ini listrik masih menggunakan genset yang menyala dari pukul 18.00-23.00), telepon genggamku bergetar menandakan ada sebuah pesan singkat. Aku terbangun dan segera melihat siapa yang menghubungiku di tengah malam seperti ini. Ternyata seorang sahabat yang sedang berada di pedalaman Majene. Dia pun mengucapkan selamat ulang tahun.

Perbedaan waktu di Indonesia membuat sahabatku itu mengucapkan lebih cepat. Aku tersenyum, karena aku sendiri lupa akan segera berubah menjadi tante-tante berumur 26 tahun. Terlalu banyak yang aku pikirkan hingga aku pun lupa dengan hari ulang tahunku sendiri. Mungkin yang kenal baik denganku merasa ini semua mustahil. Karena setiap aku akan berulang tahun, dari 2 bulan sebelumnya aku pasti memberikan peringatan, peringatan agar mereka segera menyiapkan hadiah buatku hahahaha!!

Bahkan, dulu aku pernah bikin kejutan untuk diri sendiri. Ceritanya pergi sama mamah, nah saat itu aku minta dibeliin hadiah, dibungkus dengan indah, lalu hadiah itu disimpan olehnya. Aku pun membuat skenario. Saat hari ulang tahun tiba, si mamah (sebagai pemeran utama) harus membuat kejutan dengan hadiah yang telah disiapkan lengkap dengan kue ulang tahunnya. Dan tentu saja aku akan pura-pura terkejut HAHAHHAHAHA!

Mungkin sudah terlalu tua untuk semua itu :)

Aku ingat tahun lalu, di mana aku akhirnya berumur seperempat abad. Pertama kalinya melewati hari ulang tahun tanpa teman dekat, kehadiran keluarga, dan papah. Pertama kalinya membuat keputusan untuk keluar dari kandang, melepaskan segala bentuk kenyamanan, dan menyulam cerita baru dalam kehidupan. Berulang tahun di tempat baru dan dirayakan oleh orang-orang asing, yang terkumpul menjadi satu folder baru. Aku mendapat hadiah yang cukup spesial saat itu, sebuah harta karun  berisi untaian kata berjuta makna dari para Pengajar Muda. Harta karun itu seperti sebuah kitab yang berisi kumpulan kata-kata kebahagiaan dan menyulut semangat yang hampir padam. Semalaman aku tertidur sambil tersenyum hingga haripun berganti.

Setahun berjalan sudah. Dalam kesendirian menapak tilas tahun demi tahun sudah begitu banyak yang aku lewati, pelajari, dan aku rasakan. Semuanya mengisi kekososongan yang pernah aku rasakan beberapa tahun lalu. Mata ini terbuka melihat banyak hal, hati ini terbuka menerima banyak hal, pikiran pun terbuka terhadap banyak hal. Satu hal yang paling penting makin mengenali diri sendiri.

Apa yang aku jalani di sini, di Tulang Bawang Barat ini, sangatlah berbeda dengan apa yang pernah aku lalui selama ini. Dari mulai fasilitas hingga karakteristik orang-orang yang aku temui pun berbeda dengan karakteristik orang-orang yang aku kenal selama ini. Sikap yang selama ini aku ambil pun harus berbeda dengan sikap yang aku lakukan selama ini. Dimana ego dalam diri sendiri harus dikesampingkan, dan hidup sepenuhnya untuk orang lain. Apa yang kita anggap benar belum tentu benar, apa yang kita anggap salah ternyata dianggap benar oleh orang lain. Sebuah fase kehidupan di mana semua hal bukan tentang aku tapi tentang mereka.

Akan tetapi itu bukan menjadi sebuah penyesalan, itu semua menjadi sesuatu yang sangatlah berharga dari apa pun juga.  Jika itu semua tidak terjadi, aku hanyalah seperti seekor kutu anjing yang tidak bisa meloncat tinggi. Seekor kutu anjing yang dimasukkan ke dalam kotak korek api, sehingga hanya mampu melompat setinggi kotak korek api.

Satu hal, yang aku pelajari dan sangat dimaknai di umurku yang sudah tua ini adalah bahwa kesederhanaan itu melebihi apapun yang ada di dunia ini. Orang-orang ditengah kesederhanaan dan keterbatasan adalah orang-orang luar biasa.

Aku tidak pernah mengucap kata ulang tahun, tapi yang terjadi aku menerima begitu banyak kejutan yang diberikan oleh murid-muridku. Sederhana, seadanya, tapi sangat berharga dibandingkan apapun juga. Dengan ketulusan mereka ingin memberikan sesuatu kepadaku, apapun itu, untuk ikut memeriahkan hari bertambahnya usiaku ini.

Malam-malam mereka datang berombongan, mencegahku di bawah pohon ditengah kegelapan. Aku terkejut setengah mati aku pikit itu setan kecil. Merka bersama-sama berteriak,  “SELAMAT ULANG TAHUN BUK MELISSAAAAAAA” sambil menyerahkan bingkisan kecil. Bahkan ketika pagi hari aku masuk ke dalam kelas 6 di SD Induk tempat aku mengajar, dua kelas bernyanyi sangat kencang hingga satu sekolah pun berkumpul di ruang kelas tersebut, dari balik pintu aku dikejutkan oleh seorang murid yang membawa kue yang mereka beli dari hasil patungan, dan temannya yang menyerahkan boneka kelinci merah muda bertuliskan “ i love you Bu Melissa”.

Aku tersenyum, sampai aku menulis ini pun aku tersenyum. Kebahagiaan seperti ini Tuhan kasih untuk aku (Terima kasih Tuhan). Tidak terbayarkan, tidak tergantikan. Berulang kali pun aku ucapkan terima kasih, terima kasih, terima kasih kepada murid-muridku. Ketulusan tanpa mengharapkan apa pun, mereka hanya ingin membuatku tersenyum bahagia.

I give my heart to them, and they give me back more. Love you kids :’)

HAPPY BIRTHDAY!!! -30 September 2012-
Melissa Tuanakotta, tante-tante 26 tahun tapi jomblo, Ibu guru di SD N 01 Indraloka 2 , Tulang Bawang Barat.