Beberapa hari yang lalu terasa tubuh ini lelah, aku pun
memutuskan untuk tidur lebih cepat. Belum sempat aku bermimpi dan listrik pun
belum padam (mengingat di Tulang Bawang Barat ini listrik masih menggunakan
genset yang menyala dari pukul 18.00-23.00), telepon genggamku bergetar
menandakan ada sebuah pesan singkat. Aku terbangun dan segera melihat siapa
yang menghubungiku di tengah malam seperti ini. Ternyata seorang sahabat yang
sedang berada di pedalaman Majene. Dia pun mengucapkan selamat ulang tahun.
Perbedaan waktu di Indonesia membuat sahabatku itu
mengucapkan lebih cepat. Aku tersenyum, karena aku sendiri lupa akan segera
berubah menjadi tante-tante berumur 26 tahun. Terlalu banyak yang aku pikirkan
hingga aku pun lupa dengan hari ulang tahunku sendiri. Mungkin yang kenal baik
denganku merasa ini semua mustahil. Karena setiap aku akan berulang tahun, dari
2 bulan sebelumnya aku pasti memberikan peringatan, peringatan agar mereka
segera menyiapkan hadiah buatku hahahaha!!
Bahkan, dulu aku pernah bikin kejutan untuk diri sendiri.
Ceritanya pergi sama mamah, nah saat itu aku minta dibeliin hadiah, dibungkus
dengan indah, lalu hadiah itu disimpan olehnya. Aku pun membuat skenario. Saat
hari ulang tahun tiba, si mamah (sebagai pemeran utama) harus membuat kejutan
dengan hadiah yang telah disiapkan lengkap dengan kue ulang tahunnya. Dan tentu
saja aku akan pura-pura terkejut HAHAHHAHAHA!
Mungkin sudah terlalu tua untuk semua itu :)
Aku ingat tahun lalu, di mana aku akhirnya berumur
seperempat abad. Pertama kalinya melewati hari ulang tahun tanpa teman dekat,
kehadiran keluarga, dan papah. Pertama kalinya membuat keputusan untuk keluar
dari kandang, melepaskan segala bentuk kenyamanan, dan menyulam cerita baru
dalam kehidupan. Berulang tahun di tempat baru dan dirayakan oleh orang-orang
asing, yang terkumpul menjadi satu folder baru. Aku mendapat hadiah yang cukup
spesial saat itu, sebuah harta karun berisi untaian kata berjuta makna dari para
Pengajar Muda. Harta karun itu seperti sebuah kitab yang berisi kumpulan kata-kata
kebahagiaan dan menyulut semangat yang hampir padam. Semalaman aku tertidur
sambil tersenyum hingga haripun berganti.
Setahun berjalan sudah. Dalam kesendirian menapak tilas
tahun demi tahun sudah begitu banyak yang aku lewati, pelajari, dan aku rasakan.
Semuanya mengisi kekososongan yang pernah aku rasakan beberapa tahun lalu. Mata
ini terbuka melihat banyak hal, hati ini terbuka menerima banyak hal, pikiran
pun terbuka terhadap banyak hal. Satu hal yang paling penting makin mengenali
diri sendiri.
Apa yang aku jalani di sini, di Tulang Bawang Barat ini,
sangatlah berbeda dengan apa yang pernah aku lalui selama ini. Dari mulai
fasilitas hingga karakteristik orang-orang yang aku temui pun berbeda dengan
karakteristik orang-orang yang aku kenal selama ini. Sikap yang selama ini aku
ambil pun harus berbeda dengan sikap yang aku lakukan selama ini. Dimana ego
dalam diri sendiri harus dikesampingkan, dan hidup sepenuhnya untuk orang lain.
Apa yang kita anggap benar belum tentu benar, apa yang kita anggap salah
ternyata dianggap benar oleh orang lain. Sebuah fase kehidupan di mana semua
hal bukan tentang aku tapi tentang mereka.
Akan tetapi itu bukan menjadi sebuah penyesalan, itu semua
menjadi sesuatu yang sangatlah berharga dari apa pun juga. Jika itu semua tidak terjadi, aku hanyalah
seperti seekor kutu anjing yang tidak bisa meloncat tinggi. Seekor kutu anjing
yang dimasukkan ke dalam kotak korek api, sehingga hanya mampu melompat setinggi
kotak korek api.
Satu hal, yang aku pelajari dan sangat dimaknai di umurku
yang sudah tua ini adalah bahwa kesederhanaan itu melebihi apapun yang ada di
dunia ini. Orang-orang ditengah kesederhanaan dan keterbatasan adalah
orang-orang luar biasa.
Aku tidak pernah mengucap kata ulang tahun, tapi yang
terjadi aku menerima begitu banyak kejutan yang diberikan oleh murid-muridku.
Sederhana, seadanya, tapi sangat berharga dibandingkan apapun juga. Dengan
ketulusan mereka ingin memberikan sesuatu kepadaku, apapun itu, untuk ikut
memeriahkan hari bertambahnya usiaku ini.
Malam-malam mereka datang berombongan, mencegahku di bawah
pohon ditengah kegelapan. Aku terkejut setengah mati aku pikit itu setan kecil.
Merka bersama-sama berteriak, “SELAMAT
ULANG TAHUN BUK MELISSAAAAAAA” sambil menyerahkan bingkisan kecil. Bahkan ketika
pagi hari aku masuk ke dalam kelas 6 di SD Induk tempat aku mengajar, dua kelas
bernyanyi sangat kencang hingga satu sekolah pun berkumpul di ruang kelas
tersebut, dari balik pintu aku dikejutkan oleh seorang murid yang membawa kue
yang mereka beli dari hasil patungan, dan temannya yang menyerahkan boneka
kelinci merah muda bertuliskan “ i love you Bu Melissa”.
Aku tersenyum, sampai aku menulis ini pun aku tersenyum.
Kebahagiaan seperti ini Tuhan kasih untuk aku (Terima kasih Tuhan). Tidak
terbayarkan, tidak tergantikan. Berulang kali pun aku ucapkan terima kasih,
terima kasih, terima kasih kepada murid-muridku. Ketulusan tanpa mengharapkan
apa pun, mereka hanya ingin membuatku tersenyum bahagia.
I give my heart to them, and they give me back more. Love
you kids :’)
HAPPY BIRTHDAY!!! -30 September 2012-
Melissa Tuanakotta, tante-tante 26 tahun tapi jomblo, Ibu
guru di SD N 01 Indraloka 2 , Tulang Bawang Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar