Setahun lalu aku bergerak
untuk meninggalkan zona nyaman untuk membuka mata bahwa dalam hidup ini
ga selamanya hanya hura-hura. Tuhan kasih kesempatan agar aku bisa melihat
bagaimana kehidupan di ujung sana yang jauh berbeda dengan kehidupan disekitarku.
Hidup bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain. Perasaan muak ingin
berontak kadang hinggap, tapi salah seorang teman mengingatkan, “di sini kita
harus mau terinjak-injak”.
Buat aku meruntuhkan ego dan mengikis gengsi adalah sulit.
Rasa itu mungkin tertanam dan mengakar dalam diri. Tapi rasanya setahun kemarin
itu adalah sebuah tamparan keras bahwa aku ini bukan siapa-siapa, manusia biasa
yang tidak punya kuasa. Aku hanya ingin berbuat baik dan menularkan kebaikan.
Hari ini aku sudah berada dalam ramainya ibu kota. Kembali dengan
dunia yang penuh dengan fatamorgana. Tapi Tuhan, tetap membuatku waspada bahwa
hidup ini bukan sekedar hura-hura. Aku sendiri terkadang goyah jika melihat
fakta-fakta di depan mata ketika keidealisan yang telah aku coba tanam mulai
terkikis. Aku merasa kembali hanyut dalam fatamorgana yang ternyata realita.
Jangan sampai satu tahun itu sia-sia. Sebenarnya semua bisa
bertahan ketika aku bersyukur dan yakin bahwa aku bisa.
Bersyukur Melissa, dengan apa yang ada, dengan apa yang kamu
punya, dan pengalaman yang kamu terima. Bersyukur hingga hari ini kamu selalu
bertemu dengan orang-orang yang menjadi pemandu dan orang-orang yang
mengingatkanmu tentang kehidupan yang tak terlihat di depan mata.