Pengintip

Rabu, 01 Agustus 2012

someone to talk :)

"Choose someone whom you can share and talk things with and whom you can be friends with." @WILL_SMITH

Kalau tidak salah, hari itu hari Minggu. Aku sedang bersenda gurau dengan salah satu muridku di teras rumah. Ketika kami sedang asik bercekakak-cekikik, dari kejauhan aku melihat seorang nenek datang menghampiri. Aku mengenali nenek itu, dia tinggal tidak jauh dari rumahku. Aku pernah bertemu dengannya ketika aku sedang makan mie ayam. Nenek itu datang mencari induk semangku. Kebetulan induk semangku sedang pergi kuliah di Universitas Terbuka, sehingga sang nenek pun duduk bersama aku dan muridku.

"Ada perlu apa mbah?"
"ora ene opo-opo toh ndo, aku mung ndolan nengkene."

Aku mengobrol banyak hal dengan sang nenek. Nenek ini baik sekali, dia paham betul bagaimana perasaan aku sebagai seorang pendatang. Sambil mengobrol aku memerhatikannya dengan seksama. Baju yang ia kenakan kebaya tua dengan kain seadanya, tangannya kotor karena baru saja membuat thiwul, rambutnya didominasi oleh warna putih, wajahnya penuh dengan kerutan, dan yang membuat aku merasa sesak adalah nanar matanya yang penuh dengan rasa sepi.

Hari ini aku kembali bertemu dengan sang nenek di langgar dekat rumah ketika aku hendak tarawehan. Karena sudah tidak kuat berdiri lama, dia pun solat sambil duduk selonjoran. Dia tersenyum kepadaku ketika aku bersalaman dengannya. Dia datang dan duduk di langgar seorang diri. Aku selalu bertanya dalam hati, apa si mbah merasa kesepian di masa tuanya ini?

Ketika tua nanti mungkin harta dan segala bentuk kehidupan duniawi sudah tidak lagi menjadi unsur kehidupan yang utama. Dari mbah aku menyimpulkan, yang mungkin kita butuhkan ketika tubuh sudah mulai keriput adalah seorang teman bicara. Jangankan mbah, aku saja ketika malam tiba dan keramaian pun tersihir menjadi kesunyian, selalu merasa kesepian. Yang aku lakukan adalah mencari seseorang untuk diajak bicara. Pernah suatu hari aku mengajak ngobrol seekor kucing, tapi dia hanya mengeong lalu melenggang pergi, kurang ajar memang.

Orang sanguinis seperti aku ini benci kesepian karena ini sangat amat memengaruhi perasaan. Mungkin kalau guling bisa ngomong, aku pun tidak keberatan ngobrol dengan dia. Aku suka berbagi cerita, bahkan dengan nenek-nenek sekali pun menurutku itu bukan menjadi suatu masalah. Dibilang cerewet pun tidak masalah, karena jika diam justru malah menjadi suatu masalah.

Tapi, mencari seseorang untuk bisa diajak berbagi cerita itu sulit. Kebanyakan orang mau didengarkan tapi gak mau mendengarkan. Terlihat seperti mendengarkan tapi pikiran ke arah lain. Setelah panjang lebar bercerita tapi mendapat tanggapan yang tidak sesuai dengan harapan.

Kalau Tuhan kasih pilihan ingin jodoh seperti apa, di luar kehidupan duniawi aku ingin seseorang yang bisa diajak berbagi dan membicarakan banyak hal. Karena apapun yang terjadi nanti, ketika tua seperti mbah dan tidak bisa melakukan apa-apa, yang aku butuhkan mungkin hanya teman untuk bicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar