Akhirnya sebuah cincin melingkar di jari manis.
Setelah sekian lama akhirnya jari manis ini dihiasi oleh
sesuatu.
Seorang lelaki datang memantapkan diri bahwa dirinya siap
untuk menjadi imam, menjadi seorang panutan, teman, sahabat, partner, dan penggiringku
hingga akhir waktu.
Senang bukan kepalang. Akhirnya. Semua orang pun
mengucapkannya “akhirnya”.
Kami setuju untuk segera mengucap janji suci. Di sebuah
taman di salah satu dataran tinggi, di daerah Bandung, yang berlatarkan Gunung
Manglayang. Tidak terlalu mewah memang seperti pesta pernikahan kebanyakan
orang yang harus rela menyisakan angka 0 di rekening tabungannya. Kami hanya
menginginkan pesta sederhana, yang dimeriahkan oleh alunan lagu keroncong
bersyair kekinian.
Aku memilih gaun sederhana berwarna putih, sedangkan dia
memilih untuk memakai pakaian yang casual tapi sedap untuk dipandang. Tak
masalah menurutku, karena pernikahan bukan masalah pakaian mewah ala Cinderella
dan si pangeran. Mungkin itu impian masa kecilku, karena kalo dipikir-pikir
lagi, repotlah, hareudang mun ceuk orang sunda mah hahaha…
Bahagia? Pasti.
Hal yang paling dinanti-nanti oleh seorang wanita berusia 30
tahun dan masih melanjang.
Tapi jangan sedih kak, kebahagiaan ini sirna sekejap ketika
pemandangan taman indah pun berubah dengan cepat dengan pemandangan kamar
berukuran 3 x 4 yang terlihat cukup berantakan.
Ternyata, hanya mimpi hahahaha
Welcome Monday!
-yang semustinya diposting tadi pagi-
Melicaaaaa... ini efek semalem deh kayaknya.. hahahhaa
BalasHapusakibat ngerumpi sama ibu-ibu ini teh hahahaha
Hapus