Pengintip

Senin, 17 Oktober 2016

Akhirnya...

Akhirnya sebuah cincin melingkar di jari manis.

Setelah sekian lama akhirnya jari manis ini dihiasi oleh sesuatu.

Seorang lelaki datang memantapkan diri bahwa dirinya siap untuk menjadi imam, menjadi seorang panutan, teman, sahabat, partner, dan penggiringku hingga akhir waktu.

Senang bukan kepalang. Akhirnya. Semua orang pun mengucapkannya “akhirnya”.

Kami setuju untuk segera mengucap janji suci. Di sebuah taman di salah satu dataran tinggi, di daerah Bandung, yang berlatarkan Gunung Manglayang. Tidak terlalu mewah memang seperti pesta pernikahan kebanyakan orang yang harus rela menyisakan angka 0 di rekening tabungannya. Kami hanya menginginkan pesta sederhana, yang dimeriahkan oleh alunan lagu keroncong bersyair kekinian.

Aku memilih gaun sederhana berwarna putih, sedangkan dia memilih untuk memakai pakaian yang casual tapi sedap untuk dipandang. Tak masalah menurutku, karena pernikahan bukan masalah pakaian mewah ala Cinderella dan si pangeran. Mungkin itu impian masa kecilku, karena kalo dipikir-pikir lagi, repotlah, hareudang mun ceuk orang sunda mah hahaha…

Bahagia? Pasti.

Hal yang paling dinanti-nanti oleh seorang wanita berusia 30 tahun dan masih melanjang.

Tapi jangan sedih kak, kebahagiaan ini sirna sekejap ketika pemandangan taman indah pun berubah dengan cepat dengan pemandangan kamar berukuran 3 x 4 yang terlihat cukup berantakan.
Ternyata, hanya mimpi hahahaha

Welcome Monday!

-yang semustinya diposting tadi pagi-

2 komentar: