“Aku gak ngerti sama kamu, orangnya tegas tapi masalah gini
gak bisa tegas”
Ya, aku bodoh memang. Bagaimana aku bisa membenci orang yang
aku sayang. Selama hampir tiga tahun, selalu ada setiap harinya. Baik lewat
suara maupun raga. Setiap ujung kota Jakarta aku pergi bersama dia. Bukan hanya
di sini, bahkan beberapa puncak tertinggi pun kami lalui bersama.Terlalu banyak
kenangan di benak ini yang tidak mungkin aku lupa. Kalau saja mudah untuk
membenci, tapi kenangan-kenangan ini yang bikin sulit untuk benci. Ada yg
hilang dalam relung hati ini.
Tawanya, candanya, kelakuan bodohnya. :’(
Makin benci makin rindu.
Begitulah perempuan, semua pakai perasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar