Pengintip

Senin, 04 Juni 2012

Kentungan dan Gerhana Bulan


Sewaktu aku di Bandung aku pernah menyaksikan gerhana bulan total, yang tadinya bulan purnama bersinar dengan indahnya lama-lama cahayanya menghilang. Aku melihatnya dari balik kemudi mobilku, sepanjang perjalanan Aku menyaksikan hilangnya sang rembulan. Sayup-sayup Aku mendengan suara takbir, rasanya seperti malam takbiran menyambut hari Lebaran saja.

Aku merasa beruntung melihat gerhana bulan, karena peristiwa ini jarang terjadi. Seringnya aku hanya dengar di buku mata pelajaran IPA saja. Tapi ya itu tadi, Aku hanya merasa beruntung saja, tidak kurang tidak lebih. Berbeda halnya dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat di Tulang Bawang Barat ini, khususnya di Desa Indraloka 2.

Aku sudah mengalami dua kali gerhana bulan selama berada di sini. Kali pertama pada 10 Desember 2011, aku bingung, karena masyarakat desa ini seperti membunyikan kentungan. Seperti apa yang Aku ketahui, jikalau kentungan berbunyi pasti adalah tanda bahaya. Aku bertanya kepada seorang muridku, mengapa orang-orang membunyikan kentungan?

"Emang Ibuk ga tau? Di sini memang seperti itu Buk kalau gerhana bulan," jelasnya.

Konon katanya gerhana bulan yang terjadi di malam hari adalah akal-akalan dari roh jahat yang ingin mengambil ternak milik masyarakat. Keadaan yang gelap dimanfaatkan untuk mencuri ternak. Warga yang ketakutan pun ingin mencegah kejadian tersebut, sehingga semua sepakat untuk membunyikan kentungan agar "benda yang menghalangi" cahaya bulan segera menghilang, dan bulan pun bisa bersinar kembali.

"Ayo buk, kita ikut membunyikan kentungan!"

Aku tertawa menyaksikan ulah muridku itu. Besar di kota membuat aku tabu akan hal-hal seperti ini. Bahkan aku tak menyangka di tahun 2012 seperti ini masih ada kepercayaan seperti itu. Tapi di sinilah keunikannya, melihat dan merasakan hal-hal baru di daerah baru itu sungguh luar biasa. Memperkaya pengetahuanku tentang nusantara. Bahwasanya gerhana bulan itu di sebagian benak penduduk Indonesia bukanlah bulan yang tertutup oleh bayangan umbra bumi.

Hari ini ketika aku melintas di kampung Bali sepulang dari dokter gigi, aku mendengar kembali suara kentungan. Refleks aku melihat ke langit mencari bulan, aku bertanya-tanya apa iya hari ini gerhana bulan? Ternyata memang benar, ketika aku terjun ke dalam linimasa dunia maya tersebutlah bahwa malam ini terjadi gerhana bulan sebagian.

Satu hal yang aku pelajari, walaupun globalisasi sudah terjadi di sana sini, kebudayaan akan terus hidup turun temurun tanpa ada aturan tertulis. Ini adalah salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Masih banyak kebudayaan-kebudayaan lain di nusantara ini yang tersembunyi, bahkan nyaris terlupakan. Kalau aku tidak datang ke sini, mungkin aku adalah salah satu generasi yang hilang akan tradisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar